Oleh : Marta Harnecker
Tantangan spesifik dalam pemerintahan lokal
Terdapat sejumlah tantangan spesifik dalam pemerintahan lokal:
Hindarilah apa yang disebutkan oleh seorang politikus Kiri Italia
sebagai ‘kretinisme negara’, yakni keyakinan bahwa ‘negara adalah badan yang
netral’, bahwa ia ‘seperti botol kosong yang dapat diisi oleh cairan apa saja,
dan dapat digunakan untuk keuntungan satu kelas atau lainnya dengan sama saja
karena fungsinya semata-mata teknis’.
Bukanlah memerintah demi memerintah; bukan pula hanya menjalankan
administrasi saat krisis. Ini adalah tentang memerintah dengan cara yang
berbeda, menunjukkan dalam tingkat lokal apa yang dapat dilakukan kaum Kiri
secara nasional. Sebagaimana saya katakan, pemerintahan lokal yang baik adalah,
di saat terdapat skeptisisme yang begitu besar, kartu kunjungan terbaik yang
dimiliki kaum Kiri.
Bila, pada tingkat kotapraja, kaum Kiri berniat untuk menjadi
lebih dari sekedar administrator yang baik terhadap kebijakan makro-ekonomi
yang ditetapkan dalam tingkat pemerintahan lainnya, maka ia harus mampu
mengkoordinasikan tingkat lokal atau wilayah ini dengan problem-problem
nasional untuk menunjukkan kepada penduduk batasan-batasan neo-liberalisme.
Tidaklah mudah bagi kaum Kiri Amerika Latin, yang terbiasa menjadi
oposisi, untuk tiba-tiba menjadi pemerintah. Salah satu tantangan terbesarnya
menurut Tarso Genro, adalah ‘bagaimana berhasil menjadi partai berkuasa tanpa
berhenti menjadi partai perjuangan’.
Saya setuju dengan Massimo Gorla bahwa kehadiran kelompok politik
‘dalam institutsi (resmi) hanya memiliki raison d’etre sepanjang ia
merefleksikan suatu oposisi yang jauh lebih energetik dan berbasis massa: suatu
oposisi yang berjumlah ratusan ribu pekerja yang menentang rejim dari jalanan,
yang melawannya dan yang, melalui perjuangannya, membangun alternatif
perubahan. Inilah oposisi sejati: perjuangan massa.’
Adalah penting untuk setia terhadap keyakinan demokratik kita,
yang artinya benar-benar memberikan kekuasaan penentuan-keputusan kepada
rakyat.
Anggaran Partisipatoris (sebagaimana itu kini dikenal) dalam
pemerintahan lokal yang dijalankan oleh PT di Brasil, khususnya di Porto
Alegre, memberikan contoh yang patut dicatat tentang bagaimana penjabaran
kekuasaan diberikan kepada komunitas-komunitas terorganisir. Eksperimen serupa
telah dilaksanakan di pemerintahan kota Montevideo – dijalankan oleh Frente
Amplio di Uruguay – dan dalam kotapraja-kotapraja yang dikuasai oleh La Causa R
di Venezuela.
Pemerintahan rakyat harus seutuhnya transparent dan rela tunduk
terhadap kontrol publik dalam keuangannya, dalam penggunaan sumber daya negara
dan dalam praktek-praktek ketenagakerjaannya.
Otonomi organisasi kerakyatan harus dihormati, dengan menerima
bahwa ketegangan dan kontradiksi antara pemerintah dan gerakan kerakyatan
adalah hal yang normal. Artinya, antara lain, menghindari kecenderungan menarik
pimpinan gerakan rakyat ke dalam aparat administratif. Itu juga berarti
menerima dan mempromosikan otonomi gerakan kerakyatan bahkan bila mereka
posisinya bertentangan dengan pemerintah. (bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar